Franco Mastantuono kembali menjadi sorotan setelah memberikan ucapan selamat kepada Lamine Yamal yang meraih posisi runner-up Ballon d’Or 2025. Meski begitu, bintang muda Real Madrid tersebut menegaskan bahwa dirinya tidak ingin dibanding-bandingkan dengan pemain Barcelona itu.
Gala penghargaan Ballon d’Or 2025 yang berlangsung di Theatre du Chatelet, Paris, Senin (22/9) menjadi panggung bagi para pemain terbaik dunia. Ousmane Dembélé keluar sebagai pemenang utama setelah menyingkirkan pesaing muda seperti Lamine Yamal, Vitinha, hingga Mohamed Salah.
Meski hanya berada di posisi kedua, Yamal tetap membawa pulang prestasi bergengsi lainnya. Pemain berusia 18 tahun itu kembali meraih Kopa Trophy, penghargaan untuk pemain muda terbaik dunia, yang sekaligus menjadi trofi keduanya secara beruntun. Raihan ini semakin mengukuhkan statusnya sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di sepakbola Eropa.
Franco Mastantuono, yang juga tengah naik daun bersama Real Madrid, menunjukkan sikap sportivitas dengan memberikan apresiasi kepada Yamal. Dalam wawancaranya dengan media Spanyol, Marca, pemain asal Argentina itu mengungkapkan rasa hormatnya kepada sang rival.
“Aku mengucapkan selamat kepadanya karena bisa menempati peringkat kedua Ballon d’Or. Dia adalah pemain yang luar biasa dan aku sangat menghormati kualitasnya,” ujar Mastantuono.
Ucapan ini sekaligus memperlihatkan kedewasaan seorang Mastantuono, yang meski masih berusia 18 tahun, mampu menjaga sikap profesional di tengah rivalitas klasik Real Madrid dan Barcelona.
Mastantuono sendiri sedang menikmati momen terbaiknya bersama Real Madrid. Dalam kemenangan 4-1 atas Levante pekan lalu, ia sukses mencetak gol pertamanya di ajang La Liga. Penampilan impresif ini memperpanjang tren positifnya sejak awal musim.
Di bawah asuhan Xabi Alonso, Mastantuono sudah dipercaya tampil sebagai starter dalam lima dari enam laga di semua kompetisi. Kemampuannya dalam mengatur tempo permainan serta kontribusinya di lini tengah membuatnya menjadi salah satu prospek masa depan paling cerah yang dimiliki Los Blancos.
Dengan munculnya dua bintang muda yang sama-sama berusia 18 tahun, publik sepakbola kerap membandingkan Mastantuono dengan Lamine Yamal. Selain faktor usia, keduanya juga menempati posisi serupa dan bermain di klub yang memiliki rivalitas historis.
Namun, Mastantuono memilih untuk tidak larut dalam perbandingan tersebut. Ia menegaskan bahwa fokus utamanya adalah memberikan kontribusi terbaik bagi Real Madrid.
“Bukan tempatku untuk membicarakan soal perbandingan. Aku mencoba untuk tidak menyamakan diriku dengan siapapun. Fokusku hanya bermain untuk tim, karena aku percaya kesuksesan individu akan datang ketika tim lebih dulu sukses,” tegasnya.
Sikap Mastantuono ini sekaligus menjadi penegasan bahwa dirinya lebih memilih jalur perkembangan alami daripada larut dalam narasi rivalitas media. Dengan usia yang masih sangat muda, perjalanan kariernya masih panjang. Kesempatan untuk berkembang di bawah arahan Xabi Alonso tentu menjadi keuntungan besar baginya.
Selain itu, konsistensi yang ia tunjukkan sejak awal musim membuatnya mulai mendapatkan perhatian dari berbagai pengamat sepakbola. Banyak yang menilai Mastantuono bisa menjadi salah satu wajah baru generasi emas Real Madrid dalam beberapa tahun ke depan.
Baik Lamine Yamal maupun Franco Mastantuono kini dianggap sebagai simbol generasi baru dalam rivalitas El Clásico. Jika Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo pernah mendominasi panggung La Liga di masa lalu, publik kini menantikan apakah Yamal dan Mastantuono bisa menciptakan babak baru dalam sejarah persaingan dua raksasa Spanyol tersebut.
Namun, berbeda dengan Messi dan Ronaldo yang kerap disandingkan, Mastantuono memilih untuk fokus pada jalannya sendiri. Dengan sikap rendah hati dan kerja keras, ia ingin membangun identitasnya tanpa harus selalu berada di bayang-bayang perbandingan.
Ucapan selamat Franco Mastantuono kepada Lamine Yamal menunjukkan bahwa persaingan di dunia sepakbola tidak selalu harus diwarnai permusuhan. Meski membela dua klub rival abadi, keduanya tetap bisa saling menghargai.
Bagi Real Madrid, Mastantuono adalah investasi masa depan yang potensial. Sementara bagi Barcelona, Yamal tetap menjadi bintang terang yang terus bersinar. Rivalitas mungkin akan terus ada, tetapi pada akhirnya, kualitas individu dan kontribusi untuk timlah yang akan berbicara.