Jakarta, April 2025 — Kasus pelecehan seksual kembali mencoreng ruang publik Indonesia, kali ini terjadi di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi pada malam ketiga Lebaran 2025, tepatnya pada Rabu, 2 April, dan menyulut kemarahan warganet setelah sebuah akun Instagram membagikan pengakuan korban melalui video singkat.
Insiden ini kembali mengingatkan publik akan pentingnya perlindungan terhadap perempuan di ruang publik serta urgensi sistem keamanan yang lebih ketat di fasilitas umum, terutama saat momen padat seperti arus mudik dan balik Lebaran.
Kronologi Kejadian: Diceritakan Langsung oleh Korban
Kasus ini mencuat setelah akun Instagram @indra_papsky, yang diketahui merupakan seorang sopir taksi online, mengunggah video penumpangnya—seorang perempuan—yang baru saja mengalami pelecehan seksual saat berada di Stasiun Tanah Abang. Dalam video tersebut, sang korban dengan suara gemetar menceritakan kronologi kejadian saat ia sedang berada di kerumunan penumpang.
Menurut pengakuannya, seorang pria tak dikenal melakukan tindakan tidak senonoh saat suasana stasiun sedang ramai oleh penumpang yang hendak kembali dari kampung halaman. Situasi malam itu cukup padat karena merupakan momen puncak arus balik setelah Lebaran. Korban mengaku sempat panik dan tidak sempat langsung melapor karena kondisi di sekitar sangat sesak dan membingungkan.
Viral di Media Sosial, Warganet Geram
Unggahan video @indra_papsky sontak viral di media sosial. Banyak netizen menyampaikan simpati dan kemarahan atas insiden tersebut. Tagar #AmanDiRuangPublik dan #TanahAbang sempat menjadi trending topik di Twitter (X), menandakan tingginya perhatian publik terhadap kasus ini.
Tak sedikit pula yang menyoroti lemahnya pengawasan di stasiun kereta, terutama pada jam-jam padat. Warganet juga mendesak PT KAI dan aparat keamanan untuk meningkatkan sistem pengawasan, misalnya dengan memperbanyak petugas patroli, kamera CCTV aktif, dan membuat jalur pengaduan yang cepat serta ramah bagi korban.
Pentingnya Perlindungan Perempuan di Ruang Publik
Kasus pelecehan di Tanah Abang ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, beberapa kasus serupa juga pernah terjadi di transportasi umum seperti bus, KRL, dan halte. Ini menunjukkan bahwa ruang publik di Indonesia masih belum sepenuhnya aman, terutama bagi perempuan.
Aktivis perlindungan perempuan dan anak menekankan perlunya edukasi dan pencegahan sejak dini. Selain itu, mereka juga mendorong implementasi Satuan Tugas Khusus Pencegahan Kekerasan Seksual di Fasilitas Umum, sebagaimana yang telah diusulkan dalam beberapa kebijakan pemerintah daerah.
Tanggapan dari Pihak Berwenang
Beberapa tokoh publik dan organisasi sosial turut bersuara. Mereka meminta agar kasus ini tidak berhenti di media sosial saja, melainkan menjadi momentum untuk mendorong reformasi keamanan di ruang publik.
Kasus pelecehan seksual di Stasiun Tanah Abang pada Lebaran 2025 ini menjadi pengingat keras bahwa ruang publik harus menjadi tempat yang aman bagi semua orang, terutama perempuan. Peristiwa ini tidak hanya menyisakan trauma bagi korban, tetapi juga menciptakan keresahan bagi masyarakat luas.
Dengan viralnya kasus ini, sudah saatnya semua pihak—baik pemerintah, pengelola fasilitas publik, aparat keamanan, maupun masyarakat umum—bekerja sama menciptakan lingkungan yang bebas dari pelecehan seksual, lebih responsif terhadap laporan, dan menjunjung tinggi hak korban untuk merasa aman dan dihormati.